Berbagai upaya negatif dikerahkan rival politik untuk meredam lajunya kepakan sayap sang Elang. Namun, semakin ditekan pantulan kekuatannya justru semakin menyala.
Batu Dua Desa Tepeleo, Kecamatan Patani Utara adalah saksi bisu soal seberapa besarnya semangat dan patriotisme generasi Gamrange. Ribuan pendukung, simpatisan dan relawan Elang-Rahim “menyemut” di sana. Bumi Fagogoru pun bergemuru oleh pekikan perjuangan warga demi mempertahankan harkat dan martabat pribumi.
Mereka di sana tidak sekedar menikmati ereforia demokrasi. Mereka hadir, berpanas ria demi menjawab bahwa nurani generasi Fagogoru tidak bisa ditukar dengan sekilo beras atau selembar mawar.
Sabtu, 16 November 2024 Elang-Rahim berdiri di depan masa dan berikrar siap melanjutkan program pembangunan daerah lima tahun mendatang. Sejumlah program pro rakyat yang bakal dilanjutkannya lagi yaitu, rekrutmen pegawai honorer, pembebasan biaya kuliah bagi mahasiswa asal Halteng, pembangunan rumah layak huni dan pembangunan infrastruktur lainnya, seperti jalan dan jembatan.
“Kami ingin memastikan generasi muda Halmahera Tengah mendapatkan pendidikan yang layak tanpa hambatan finansial,” ungkap Elang.
Orasi politik yang disampaikan secara bergantian oleh delegasi partai pendukung mempertegas komitmen visi misi dua putra Fagogoru. Calon Wakil Bupati Abd. Rahim Odeyani juga meminta kepada masyarakat untuk kembali mempercayakan Elang-Rahim sebagai pemimpin Halmahera Tengah.
“Saya dan Pak. Elang berkomitmen untuk menuntaskan apa yang dicita-citakan masyarakat. Kami siap melanjutkan pembangunan yang sudah pernah kami lakukan sebelumnya. Kita harus berdiri dan maju dengan kaki kita sendiri. Karena yang paling tau soal suasana kebatinan masyarakat Halteng, hanya orang kampung itu sendiri bukan orang lain,” terang Imo, panggilan akrab Ketua Nasdem Kabupaten Halmahera Tengah.
Kampanye terbatas yang bertemakan apel siaga kemenangan Elang-Rahim dibanjiri ribuan masyarakat. Sorai kemenangan pecah dan bergemuru di Tepeleo. Cengkeraman Elang di Dapil III yang merupakan basis idiologi politiknya terlalu kuat. Elang-Rahim memang beda.(dir/mtv)