Catatan : Sudirman Damopolii
Kontestasi dan dinamika politik di suatu daerah dengan daerah lain tidaklah sama. Kultur dan karakternya pasti berbeda. Masing-masing wilayah memiliki style dan cerita tersendiri.
Sebagai negeri penganut adat istiadat, yang segala sesuatu kerap dikaitkan dengan dimensi ilutif dan mitos, membuat Maluku Utara menjadi daerah terunik dan menarik.
Kota Ternate misalnya. Di balik keragaman sosial dan kemajemukan masyarakat, gaya serta kultur perpolitikan di daerah ini cukup menarik untuk diikuti.
Konon di Kota ini, seorang perempuan dilarang menjadi pemimpin. Dan jika dipaksakan, maka yang bersangkutan siap-siap menelan pil pahit. Mitos inipun mengakar hingga ke sendi-sendi sosial paling bawah. Benar atau tidak, itulah realitas keyakinan politik yang menyelimuti pikiran masyarakat saat ini.
Keunikan lain Kota Ternate adalah budaya dan tradisi politiknya. Dimana, kontestasi kepala daerah yang dihelat 5 tahun sekali acap kali dimenangkan oleh calon kandidat berlatarbelakang birokrat.
Apakah hal ini serba kebetulan atau tidak, yang jelas fakta politiknya terpotret jelas dari masa ke masa dalam 3 dekade terakhir kepemimpinan Kota Ternate. Sejak dari Almarhum Drs. Hi. Syamsir Andili alias Ko Syam, mendiang Hi. Burhan Abdurahman alias Haji Bur, hingga M. Tauhid Soleman.
Ketiga Walikota Ternate tersebut masing-masing memiliki riwayat jabatan pegawai negeri sipil. Rangkaian historis politik yang dilalui dalam kurun waktu 30 tahun terakhir melalui ketiga tokoh birokrasi itu seakan mempertegas bahwa Singgahsana emas itu adalah milik Sang Birokrat? Karpet merah seakan menjadi jatah bagi Sang Birokrat di pesta demokrasi lima tahunan.
Mulai dari Ko Syam, kemudian Haji Bur dan kini MTS. Tampuk kekuasaan itu tidak pernah bergeser kepada kandidat berprofesi lain. Setelah mereka bertiga, kini seorang ASN disebut-sebut berpotensi bakal berlaga di panggung 2030 nanti.
Sebut saja Sekretaris Kota Ternate, Rizal Marsaoly. Meski hingga kini, RM76 belum mengikrarkan diri secara resmi untuk maju di pentas politik melanjutkan tongkat estafet MTS, namun wacana publik mendorong dirinya di Pilwako 2030 nanti kian gencar.
Dukungan arus bawah terhadap RM76 menjadi tren tersendiri di komunitas anak muda.
Birokrat bertangan dingin inipun menjadi tokoh Top of Mind. Lembaga survei Ekonomi Politik (Lenskip) Maluku Utara pun menjagokan mantan Kepala Bapelitbangda di 2030 mendatang.
Akankah laki-laki gemoy nan cool ini akan memperpanjang deretan tokoh birokrat di tampuk kekuasaan bergengsi di negeri para raja? Kiprah Rizal di lingkup pemerintahan tak diragukan lagi. Prestasi birokratnya cukup mumpuni.
Pria berzodiak Libra ini merupakan birokrat muda Maluku Utara yang eksis di tiga generasi kepemimpinan kaliber, yaitu Ko Syam, Haji Bur dan MTS. (***)

















