Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pulau Taliabu yang diselenggarakan KPUD melalui stasiun Kompas TV, Rabu (30/10) tidak hanya sebagai ruang penyampaian ide dan gagasan kandidat, melainkan uji kapasitas dan kualitas nalar calon pemimpin
Dari ketiga pasangan Cabup dan Cawabup tersebut, ada satu sosok gadis muda menarik perhatian publik dan netizen. Adalah Sashabila Mus. Berdiri santai di balik mimbar nomor urut 1, gadis cantik kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, 27 Mei 1997 ini tampil memukau.
Meski belia di kanca politik praktis, Sashabila Widya Lufitalia Mus mampu tampil survive dengan gagasan cemerlang dan solusi kongkrit. Dari jalannya perdebatan yang dilalui per segmentasi topik, Sasha nampak unggul dari kontestan lainnya.
Tagline yang diusung putri sulung Ahmad Hidayat Mus dan Hj. Nurochmah pada pencalonan Bupati Pulau Taliabu pun cukup menarik. Yaitu “Sama Rasa, Sama Rata”. Kalimat yang terdiri empat kosa kata ini mengandung filosofi dalam dan bermakna. Melalui kalimat itu, Sasha mengisyaratkan bahwa menjadi pemimpin harus mengedepankan kepekaan sosial, pintar merasa serta adil dalam menerapkan kebijakan.
Penggabungan perasaan dan logika merupakan perpaduan kecerdasan emosional (emotional intelligence) dan kecerdasan intelektual (IQ) juga spiritual (SQ) yang wajib dimiliki seorang pemimpin.
Sebagai anak muda atau istilah millenial disebut generasi Z (gen z), eksistensi Sasha patut dijempoli. Melalui Debat Kandidat, publik dan netizen Maluku Utara menyampaikan kekaguman mereka terhadap kualitas nalar dan kapasitas Sasha sebagai calon pemimpin.
Sashabila Mus adalah salah satu Generasi Emas Maluku Utara asal Negeri Hemungsia Sia Dufu. Meski lahir dan besar dari lingkungan keluarga berduit, tampilannya pun sederhana dan bersahaja. Waktunya pun hanya dihabiskannya dengan menimbah ilmu.
Memulai pendidikan dasarnya pada tahun 2000-2002 di TK Islamic Center Manado, Sulut. Kemudian lanjut pendidikan formil di SDI Al Azhar Jakarta tahun 2002-2008.
Tamat dari situ, Sasha masuk SMP di Global Jaya School (GJS) di Tangerang Selatan. Saat SMA, gadis berdarah Taliabu-Jawa ini mulai menempuh pendidikan di Luar Negeri, tepatnya di Australian International School Singapore (AISS) tahun 2012-2015.
Perempuan smart ini juga pernah mengikuti course psychology di University of Melbourne, Australia pada tahun 2015-2016. Selanjutnya, Sasha mengambil S1 di Manchester University Inggris tahun 2016-2019 dengan konsentrasi Urban Planing.
Tidak cukup di situ. Sasha juga meraih gelar Bachelor Honors di Curtin University Singapore dengan Konsentrasi Media dan Marketing. Pengalaman dan lingkup pergaulan pendidikan cukup mentereng, Sasha kini siap lahir dan batin melanjutkan obsesi AHM untuk membangun Kabupaten Pulau Taliabu lebih Maju, Sejahtera dan Kompetitif dengan semangat filosofi “Sama Rasa, Sama Rata”.
Munculnya Sasha di belantika perpolitikan Maluku Utara wabil khusus Pulau Taliabu merupakan sebuah keterpanggilan nurani anak negeri. Di era digitalisasi, peran serta generasi Z atau Gen Z, sebutan kaum muda yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012 dalam pembangunan sangatlah diperlukan. Pasalnya, Gen Z dinilai memiliki kesadaran global sehingga keterlibatan mereka diharapkan sebagai media strategi pemecah masalah.
Selain itu, generasi Z cukup adaptif dan fleksibel sehingga mampu beradabtasi dengan cepat terhadap perubahan dan tantangan baru. Yakinlah, Taliabu di tangan pemimpin cerdas dan pekerja pasti berubah. Selamat mengabdi di Negeri Leluhur. SAYA TALIABU, Negeri Aljazirah Almulk menanti dedikasi dan pengabdian Mu. (****)