JELANG MUSDA GOLKAR : Menakar Peluang Alien Mus di Ruang yang Sempit.

Ketua DPD I Partai Golkar Maluku Utara yang Juga Anggota DPR RI, Alien Mus,S.Sos.

Catatan : Sawaludin Damopolii   (Wartawan Politik maluttv.com)

Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golongan Karya tahun ini bakal menjadi gelanggang politik yang menarik. Bahkan, menjelang Musda, suasana internal tegang dan ruang publik mulai dihiasi narasi spekulatif. Isu perpecahan sesamà pengurus beringin pun mulai mengemuka. Benturan narasi dan klaim kekuatan antar pendukung tumbuh sana sini, tak terhindarkan.

Alotnya lagi, di tengah dinamika Musda yang hingga kini pelaksanaanya masih kabur, lahirlah sebuah pergerakan baru beranggotakan 9 orang Ketua DPD II Partai Golkar Se-Maluku Utara yang dimotori Wakil Bupati Halmahera Timur, Anjas Taher.

Selain mendukung pencalonan AT sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Maluku Utara, para ketua DPD II Golkar yang disebut tim 9 ini juga mendatangi Ketum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia di Jakarta guna mendesak Musda Golkar Malut tahun 2025 segera ditunaikan.

Langkah politik ini terpaksa diambil oleh tim 9, dan balik mendukung AT dengan alasan Alien Mus tidak bisa lagi melanjutkan periodenisasi ke-3-nya sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Malut karena aturan membatasinya.

Perspektif itu kemudian dijadikan rujukan tim 9 yang notabene juga loyalis trah Mus, menentukan sikap politik mereka berafiliasi kepentingan dengan Anjas. Bagi tim 9, Anjas merupakan kandidat terkuat dalam Musda karena pencalonannya direstui dan didukung penuh Ketum Bahlil sehinggà memicu kepercayaan diri para ketua DPD II Partai Golkar untuk mendukung AT.

Gerakan serta manuver AT bersama anggota tim 9 di Jakarta rupanya diendus AM. Politisi perempuan beringin ini tentunya tidak tinggal diam ketika ladang kekuasaanya terancam. Anggota DPR RI asal Maluku Utara pasti turun gunung dan mengambil langkah pengamanan diri terhadap eksistensi politiknya. Sebagai peselancar tangguh, Anggota DPR RI dua periode asal Pulau Taliabu ini pasti tau cara memainkan perannya.

Drama politik yang menarik menjelang Musda Golkar Maluku Utara. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah benar Golkar membatasi ruang kader dan pengurus potensialnya hanya pada periodenisasi masa kepemimpinan tertentu? Jawabannya adalah TIDAK! Buktinya, di Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, Subandi menjadi ketua DPD II Partai Golkar ketiga kalinya secara berturut-turut dalam Musda Golkar X tahun 2020. Subandi tercatat sebagai politisi pertama partai beringin yang berhasil memecah rekord sebagai ketua terlama.

Menariknya, Musda itu sendiri dibuka langsung Ketua DPD I Jawa Timur, M Sarmuji yang kini menjabat Sekjen DPP Partai Golkar mendampingi Bahlil Lahadalia. Subandi kembali mencalonkan diri sebagai Ketua pada Musda tersebut setelah mendapat surat rekomendasi DPP yang biasa disebut hak diskresi atau hak istimewa.

Sebagai partai besar dan inklusif, Golkar pasti memiliki pertimbangan strategis demi kejayaan beringin di daerah.

DPP Partai Golkar tidak mau gegabah mengambil keputusan. Karena DPP tau, eksistensi dan kejayaan beringin terletak di daerah. Apalagi sosok dan figuritas Alien Mus di kanca politik praktis bukanlah politisi kaleng-kaleng. Kapasitasnya di belantika politik Malut kanca nasional sudah teruji.

Alien bisa saja mengikuti jejak politisi Golkar Jawa Timur, Subandi asalkan dia berhasil mendapatkan hak istimewa dari DPP. Peluang Alien memperoleh rekomendasi pencalonan ke tiga kalinya dari DPP memang tipis. Apalagi rumor berkembang luas, hubungan antara Alien dan Bahlil sedang tidak baik-baik saja lantaran dipicu oleh narasi Alien merespon kehadiran Bahlil menjelang Munas Golkar kala itu lumayan kritis.

Jika benar respek Bahli kepada Alien memudar hanya karena persoalan argumentatif, hal itu bukanlah menjadi bom nuklir bagi politisi kaliber sekelas Bahlil. Hubungan keduanya sudah terurai dan terjalin romantis ketika pelaksanaan Munas lalu. Beringin Maluku Utara di bawah komando Alien Mus secara bulat telah mendukung dan memilih Menteri ESDM RI sebagai Ketum DPP di forum Munas Golkar yang lalu.

Kubu Anjas tidak boleh sesumbar apalagi menyepelehkan kapasitas AM. Di kanca politik praktis, seorang politisi tulen masih bisa memanfaatkan lobang jarum sebagai peluang kemenangan. Di sanalah letaknya keseksian permainan politik untuk menjawab kemustahilan (Impossible) menjadi mungkin (Possible).

Sebagai politisi nasional, Alien telah memikirkan solusinya, termasuk bagaimana caranya mendapatkan tiket seperti yang diperoleh politisi Golkar asal Jawa Timur untuk maju di gelanggang Musda Partai Golkar tahun ini.

Kecil namun berpeluang. Dengan kedekatan emosionalnya dengan Mantan Istri Presiden Prabowo Mbak Titiek Soeharto merupakan nilai plus bagi Alien untuk mendapatkan rekomendasi pencalonan dari DPP. Rival politinya bisa tersenyum, namun jangan tertawa lebar. Pasalnya, jika AM tidak diperhitungkan lantas mengapa kepemimpinannya di perpanjang hingga saat ini. Delapan bulan memasuki masa penambahan kekuasaan bukanlah waktu yang singkat. Ini juta patut diperhitungkan.

Selain itu, jika benar DPP serius memberi dukungan penuh dan telah memutuskan Anjas sebagai satu-satunya kandidat penerus tongkat estafet kepemimpinan, mengapa Musda tidak dilaksanakan saja. Bukankah masa kepemimpinan Alien sudah beralhir Desember 2024 lalu? Dan jika benar arahan DPP kepada AT sudah tuntas, lantas buat apa lagi Anjas sibuk-sibuk mengurusi surat rekomendasi dukungan DPD II tuk bawah ke DPP? Tim 9 hanyalah ikut alur dan menikmati dinamikanya.

Di babak pengisian menjelang Musda Partai Golkar Maluku Utara, AT mendominasi permainanya. Namun, soal siapakah yang nantinya bakal mencetakkan gol di menit-menit terakhir, publik Malut menantinya. Alien tidak tinggal diam. Dia bakal mengerahkan caranya agar turun tanding, bisa hattrick dan sekaligus mempertahankan status quo-nya.

Simpatisan dan kader partai Golkar daerah tentunya berharap Musda kali ini, bukan sekedar perebutan kekuasaan melainkan ruang strategis melahirkan pemimpin yang berwibawah serta berkapasitas yang dapat merindangkan dedaunan dan mengokohkan akar tunggalnya, “bukan menjadikan beringin bunga bonsai sebagai pajangan hias di teras rumah,”. Kata sesepuh Partai GolkarMaluku Utara, Hamid Usman. (***)

Penulis: SawaludinEditor: Sawaludin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *