Daerah  

Mengarahkan APBD Pada Kebutuhan Mendesak dan Berkonsekuensi, Elang-Rahim Dinilai Pemimpin Cakap.

Membangun daerah di tengah keterbatasan anggaran adalah sesuatu perkara yang tidaklah muda dan mengandung konsekuensi.

Meski demikian, sebagai pemimpin bijak dan bertanggungjawab, kekurangan dana bukan alasan untuk tidak membangun daerah. Seperti yang dilakukan Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani.

Meski buget daerah terbatas, Elang-Rahim terbukti sukses menghadirkan sejumlah bangunan publik spektakuler seperti Ruas jalan antar kecamatan dan ruas jalan kecamatan ke ibu kota sudah terkoneksi, bangunan plaza, pasar modern dan GOR.

Kepiawaian dan kecakapan kepemimpinan Elang-Rahim mengelola APBD minim bahkan dirancang defisit tersebut diapresiasi wakil rakyat Munadi Kolkoda.

Menurut pemerhati adat dan aktivis lingkungan, soal hutang dalam pemerintahan adalah lumrah dan hal biasa. “Di era aba Acim dan Elang, meski sisi lain pendapatan daerah kecil, namun pemerintah harus mengejar ketertinggalan pembangunan. Makanya skema APBD yang disusun harus defisit. Asumsi defisit inilah yang menyebabkan hutang berjalan,” ungkap Munadi.

Sejauh kebijakan itu untuk kepentingan rakyat dan berkonsekuensi pada hutang daerah, kata Munadi tidak masalah. Munadi mengajak warga Halmahera Tengah bersyukur karena meski APBD kecil, kedua putra Fagogoru itu telah menuntaskan satu persatu masalah pembangunan.

“Siapapun Bupatinya wajib menyelesaikannya. Kan hutang itu bukan kepentingan Elang-Rahim melainkan digunakan untuk pembiayaan pembangunan daerah,” tegas Ketua Fraksi Nasdem sembari mengatakan, buah kebijakan Elang-Rahim kini sudah dinikmati masyarakat.

Kondisi anggaran antara kepemimpinan Elang dan IMS berbeda. Di masa kepemimpinan Elang, APBD dirancang defisit. Sedangkan di era IMS, APBD nya sehat dan menembus Rp.1 triliun. sementara pembiayaan pembangunan hanya terfokus pada 5 program. Pembangunan fisik nyaris tidak kelihatan.

Selain itu, beberapa kebijakan strategis yang diwariskan pemerintahan sebelumnya tidak dilanjutkan IMS. Seperti ruas jalan Sp1 – Sp2 Waleh, ruas jalan kampung Waleh, Dote, Loman-Gemia, Gedung Kesenian dan GOR.

Di masa tugasnya, Elang-Rahim dikenal sebagai pemimpin yang peka. Bukan hanya blusukan, Elang ke lokasi demi memastikan kebutuhan publik seperti membangun jalan menuju trans, telekomunikasi, listrik dan rumah layak huni.

“Bukan seperti pemimpin yang lain, suka berkunjung ke kawasan trans namun tidak pernah berbuat apa-apa. Pencitraan pasti kalah dengan realitas,” tukas Munadi.(dir/mtv)

Penulis: Sudirman DamopoliiEditor: Sawaludin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *