GENDANG Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur provinsi Maluku Utara 2024 telah ditabuh. Sebanyak empat pasangan calon kepala daerah yang mengincar puncak Gosale, Sofifi resmi tercatat di bursa pencalonan KPUD Maluku Utara. Lantas, bagaimana peta dan irisan dukungan yang dimiliki masing-masing kandidat sebagai modal strategis dalam pertarungan nanti? Mari kita potret bersama!
Tahapan pendaftaran pencalonan yang digelar selama tiga hari oleh KPUD Provinsi Maluku Utara ditutup Kamis (29/8) lalu. Sebanyak empat pasangan Bakal Calon (Balon) kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara 2024 resmi terdaftar di bursa pencalonan.
Keempat pasangan Balon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang resmi terdaftar di KPUD Malut, masing-masing Aliong Mus – Sahril Thahir alias (AM-ST), Muhammad Kasubah – Basri Salama alias (MK-BISA), Benny Laos – Sarbin Sehe alias (BL-SS) dan terakhir duet Husain Alting Sjah – Asrul Rasyid Ichsan alias (HAS).
Ada beberapa fariabel fundamental normatif yang wajib dimiliki kandidat dalam berburu tampuk kekuasaan. Yaitu, Selain modal memadai(financial) dan kapasitas figur mumpuni, irisan dukungan (konstituen) juga merupakan indikator penting yang harus diperhitungkan peserta pemilu.
Dari perspektif figuritas, keempat Bakal Calon Gubernur terbilang mumpuni. Aliong Mus pernah menjadi Bupati Pulau Taliabu dua periode, Muhammad Kasubah juga pernah menjabat Bupati Halmahera Selatan dua periode, Benny Laos pernah menjadi Bupati Pulau Morotai satu periode dan Husain Alting Sjah, selain sebagai Sultan Tidore, mantan birokrat Pemkot Ternate ini juga dikenal sebagai Anggota DPD RI.
Pengalaman dan kapasitas figur keempat kontestan Pilkada Malut 2024 ini tak perlu diragukan lagi. Sementara kualitas intelektual atau nalar adalah sesuatu yang relatif, tergantung sudut pandang dan penilaian masing-masing orang.
Sedangkan soal kekuatan financial, sejauh ini belum ada yang bisa memastikan Cakada mana yang memiliki kantong tebal. Namun, dari desas desus yang beredar di khalayak ramai, serta disandingkan jumlah partai politik yang mendukung mereka, bos Bela Hotel Benny Laos dan Bupati Aliong Mus dijagokan publik sebagai Calon Gubernur Maluku Utara yang paling borjuis alias modal capital memadai.
Fariabel terakhir yang wajib dimiliki Cakada, yaitu populasi sebaran dukungan (konstituen)nya. Seberapa banyak dan wilayah mana saja sebaran dukungan yang menjadi peta kekuatan keempat Cagub tersebut? Coba kita potret satu persatu!
Hingga 17 Agustus, Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pilkada 2024 Pulau Taliabu berjumlah 43.795 dan Kepulauan Sula sebanyak 70. 311 orang. Kedua wilayah unggulan itu menjadi proyeksi utama pasangan Aliong Mus dan Sahril Thahir.
Hanya saja, dulangan suara politisi Golkar dan Gerindra di Pilkada Malut, 27 November nanti bakal tidak sesuai ekspektasi jika politisi beringin, Ahmad Hidayat Mus tidak mendukung Aliong Mus. Jika dinamika ini terjadi, maka perolehan suara AM-ST di Dapil V pada pesta demokrasi mendatang bakal mengalami turbulensi alias anjlok.
Apalagi aroma keretakkan internal keluarga Mus menyeruak dipermukaan publik dan memicu antipati loyalis dan simpatisan AHM di Aljazirah Almulk wabil khusus masyarakat di negeri Dad Hia Ted Sua terhadap pasangan Aliong-Sahril. Jika hubungan disharmonisasi keluarga tidak kembali dirajut maka pasangan AM dan ST jangan berharap lebih.
Sedangkan Pasangan MK – BISA, wilayah unggulannya di Halmahera Selatan dengan jumlah pemilih sementara berdasarkan data KPUD yaitu sebanyak 178. 029 orang. Optimisme MK meraub dukungan penuh di negeri Saruma bisa terealisasi lantaran putra mahkotanya menduduki jabatan strategis, yaitu seorang Bupati.
Sebaran suku Togale di Halmahera Utara merupakan daya pikat bagi MK. Pasalnya, di musim politik, Suku Togale biasanya dieksploitasi sebagai segmentasi kekuatan MK. Hal ini menjadi modal dasar pokok mantan Bupati Halsel dua periode di ajang Pilgub Malut 2024.
Begitu juga dengan pengusaha muda keturunan china Benny Laos. Sebagai mantan Bupati Morotai, BL menjadikan daerah bekas perang dunia kedua dengan jumlah DPS 54. 817 orang sebagai basis real dukungan suaranya.
Kehadiran BL di panggung Pilkada 2024 jangan dianggap remeh. Sebab, jauh hari sebelum tahapan Pilkada berlangsung, BL sudah mempersiapkan dirinya dengan berbagai konsep pendekatan politiknya, seperti mendatangkan artis nasional ternama, mengakomodatif atlit berprestasi serta pergerakan yayasan Bela Peduli.
Sebagai kandidat dengan etnis dan komunitas minoritas, BL memahami kekurangannya ketika turun berlaga di pentas mayoritas. Dia bakal melakukan berbagai cara agar masyarakat tidak lagi fanatis dengan idiologi keagamaan, suku dan etnisnya.
Target BL yaitu bagaimana dirinya menjadi sosok Top of Mind diantara kontestan. Pola pendauran pola pikir masyarakat tersebut tentunya menguras biaya yang lumayan banyak. Dan konsekuensi itu sudah dimapping dan diakomodasi dalam rencana anggaran belanja (RAB) politiknya.
BL bakal fight dan mem-push kekekurannya dengan cost of capital yang dimilikinya. Kemerosotan moral kepemimpinan pasca kasus Mantan Gubernur Abdul Gani Kasuba serta karakter masyarakat yang pragmatisme, menjadi cela BL untuk memborbardir basis pemilih labil dengan modal uang disakunya.
Lantas bagaimana dengan irisan dukungan Sultan Tidore, Husain Alting Sjah? Wilayah Gamrange, yaitu Tidore Kepulauan dengan jumlah DPS sebanyak 83. 893 orang, Halmahera Tengah 74. 242 orang dan Halmahera Timur 68. 311 maka total keseluruhan pemilih di teritorial kesultanan Tidore yaitu berjumlah 226. 446 orang.
Basis dukungan suara Sultan Tidore berada di masyarakat kultural. Dan pusat sektoral kulturnya berada di tiga wilayah tersebut. Arus dukungan juga bakal mengalir dari masyarakat adat Jailolo, Bacan, Ternate, Sula dan Taliabu.
Jika dilihat dengan populasi masyarakat adat, peluang kemenangan Kolano di Pilkada Gubernur terbuka lebar asalkan dulangan suara pemilih signifikan di areal basisnya.
Untuk menjaga konstituen, amunisi patut dipersiapkan demi mengantisipasi serangan fajar dari kandidat lain. Pasalnya, meski money politik diharamkan penyelenggara namun budaya tak terpuji itu masif di arena pesta demokrasi dan bahkan menjadi objek yang dilumrahkan.
Peserta Pemilihan Gubernur Maluku Utara tahun ini jumlahnya sama dengan tahun 2018 yaitu empat pasangan. Pilgub 2018 lalu diikuti empat kontestan, yaitu Ahmad Hidayat Mus-Rivai Umar, Burhan Abdurahman-Ishak Jamaluddin, Abdul Gani Kasuba- M. Al Yasin Ali dan Muhammad Kasuba-Madjid Husein.
Pasangan AHM-Rivai saat itu unggul dengan perolehan suara 176. 993 atau 31,91%, diposisi kedua ditempati AGK-Ali 169.123 suara atau 30,49 %, disusul BUR-ISHAK 143. 416 suara dan MK-MH 65.202 suara dari total DPT sebanyak 747.719 pemilih.
Sedangkan jumlah pemilih di Pilkada 2024 naik sekitar 200. 813 dari periode sebelumnya menjadi sekitar 948.532 orang dan 2.172 TPS. Tersebar di 486 desa/kelurahan di 118 kecamatan.
Jika partisipasi pemilih yang menyalurkan hak konstitusinya 75% dari DPT 948.532 pemilih, mengikuti angka Pilgub 2018 silam, maka jumlah pemilih yang menggunakan hak politiknya di Pilkada 27 November nanti ditaksir berada di sekitaran 711.421 orang.
Menengok kapasitas dan irisan arus bawah yang dimiliki masing-masing kandidat Cagub dan Cawagub yang saling bertalian maka dipastikan pertarungan 2024 dilini suku Tidore, Makayoa dan Togale bakal berlangsung ketat. Selamat berdemokrasi!! Salam pilkada damai.(****)