Berita  

MANTAN DUTA HUMAS POLDA MALUT MINTA NETIZEN BIJAK BERMEDSOS

Netizen Mulai Menjadi Martil Penghakiman di Ruang Medsos.

CEO/Founder Global Voice Connet, Fitrah Ningsih, S.S.,M.StratComm.

TERNATE, maluttv.com- Media sosial yang seharusnya memudahkan kita berinteraksi dengan keluarga, kerabat, kolega dan mitra bisnis sehingga jarak dan waktu bukan lagi masalah kadang penggunaannya disalahtempatkan.

Sebagian penggunanya yang biasa disebut netizen memanfaatkan Medsos sebagai ruang penghakiman dan pembunuhan karakter seseorang. Prilaku negatif netizen tersebut memicu keperihatinan Mantan Duta Humas Polda Maluku Utara, Fitrah Ningsih, S.S.,M.StratComm.

Perempuan cantik berusia 27 tahun, Master of Strategic Communication jempolan University of Wastern Australia ini menilai para pengguna Medsos mulai kebablasan dalam merespon dan mengelola informasi yang diperolehnya.

Salah satu contoh berita yang dijadikan indikator keblabasan menurut Ningsih yaitu tentang informasi kasus dugaan suap dan pencucian uang (money loundry) mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba yang menyeret 34 nama gadis cantik.

“Judul-judulnya diframing sedemikian rupa, penuh sensasi dan bombastis sehingga menjadi viral. Disitulah kemudian opini digiring dan publik pun merespon sepihak tanpa konfirmasi dan akhirnya netizen ikut menghakimi dan menganggap mereka (perempuan red) terlibat hubungan terlarang,” ungkap Gadis Penerima Beasiswa Australia Awards dan Penghargaan Western Australia Internasional Tertiary Student of the Year.

Lebih memperihatinkan lagi, kata Ningsih, komentar negatif yang berseliweran diruang publik, seperti tik-tok, Instagram, facebook dan WhatsApp umumnya adalah perempuan.

“Seharusnya sesama perempuan harus memperlihatkan solidaritas dan empaty. Mirisnya lagi, informasi belum tentunya benar, media online langsung menyertakan foto publik figur sebagai headlinenya,” ungkap Ningsi seraya mengatakan dampak pemberitaan itu, Runny, Putri Indonesia Maluku Utara tahun 2022 dibully dan dicemooh netizen tanpa dasar.

CEO/Founder Global Voice Connect ini meminta pengguna lebih bijak menggunakan media sosial dalam berinteraksi. Selain itu, Ningsih menyampaikan dua hal utama yang harus diperhatin oleh media online, yaitu dalam menentukan judul harus selektif dan mempertimbangkan objektifitas dan kedua yaitu media diminta mengedepankan asas balancing memperhatikan cover both side nya agar berimbang dan tidak menjadi martil pembunuhan karakter seseorang.

“Di era teknologi ini, siapa saja sudah menjadi jurnalis tanda kutip. Menjadi jurnalis saat ini sangat mudah tanpa mempertimbangkan latar belakang kejurnalisannya. Saya berharap pers menjadi ujung tombak kebenaran agar informasi di ruang publik berintegritas dan dapat dipertanggungjawabkan,” terang Ningsih sembari mengingatkan bahwa penghakiman dan pendiktean negatif lewat Medsos bisa dialami oleh siapa saja, termasuk Saya, Anda dan kita semua. Maka bijaklah bermedia sosial.(wal/mtv)

 

Penulis: SawaludinEditor: Sawaludin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *