HALTENG, maluttv.com- Di masa kepemimpinan Ikram M. Sangadji selama 1,7 tahun, pembangunan fisik dan infrastruktur publik Kabupaten Halmahera Tengah tidak menonjol dan bahkan nyaris tidak ada.
Bahkan beberapa pembangunan spektakuler yang diprogramkan Elang-Rahim, diantaranya pembangunan tribun bagian timur Gelanggang Olahraga (GOR) kebanggan orang Halteng, Pembangunan Islamic Center, Gedung Kesenian, Pembangunan Pasar Lelilef, Pembangunan ruas jalan Sp1-Sp2 Trans Waleh, ruas jalan Desa Waleh dan Desa Dote serta pembangunan ruas jalan Loman-Gemia dibatalkan tanpa alasan jelas.
Sebagai wakil rakyat Halteng, Munadi sempat mempertanyakan mengapa program pro rakyat Elang-Rahim itu tidak dilanjutkan Ikram M. Sangadji sebagai Pj. Bupati Halmahera Tengah saat itu.
“Pembatalan pembangunan itu sempat kami pertanyakan kepada pemerintah. Namun alasannya tidak jelas. Padahal program yang disusun Elang-Rahim demi kepentingan daerah,” ungkap politisi Nasdem.
Menariknya, mantan Pj. Bupati Ikram M. Sangadji saat berorasi di depan pendukungnya mengaku, sejak menduduki kursi nomor satu di negeri Fagogoru selama 1,7 tahun belum bisa berbuat apa-apa.
“1 tahun 7 bulan menurut saya belum apa-apa saya serahkan. Belum apa-saya lakukan. Masih panjang perjalanan. Perjalanan kita ditentukan 3 bulan kedepan,” ungkap IMS dalam acara deklarasi pencalonan dirinya, baru-baru ini.
Berbeda dengan kepemimpinan Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani. Meski dibatasi anggaran karena wabah covid 19 selamà 2 tahun, sejumlah pembangunan spektakuler bertengger dimana-mana. Akses Jalur darat Weda-Patani yang belum bisa dilalui kini sudah dinikmati masyarakat setempat.
Pembangunan telekomunikasi, rumah layak huni, pembangunan GOR, Plaza Weda, pasar modern Vidi Jaya dan deretan pembangunan lainnya nampak dimana-mana.
“Kemajuan infrastruktur dan pembangunan fisik itu, merubah wajah kota Weda secara berangsur-angsur. Tatanan sosial juga berjalan romantis tanpa sekat sosial,” terang Munadi, politisi dan aktivis lingkungan.(dir/mtv)

















