HALTENG, maluttv.com – Ketenangan perairan Teluk Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, mendadak terusik setelah sejumlah nelayan Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, menemukan sesuatu yang tak lazim dari hasil tangkapan mereka. Seekor ikan kerapu sunuk atau kerapu merah yang mereka pancing, ternyata menyimpan kejutan mengerikan di dalam tubuhnya.
Dalam video yang beredar di media sosial pada Jumat (31/10/2025), terlihat para nelayan membedah tubuh ikan yang diperoleh mereka saat melaut tersebut. Alih-alih organ dalam yang normal, mereka justru menemukan gumpalan hitam pekat menyerupai endapan logam. Lebih mengejutkan lagi, hampir seluruh daging ikan tampak menghitam dan terkontaminasi zat aneh.
“Dia masuk sampe di ikan pe isi ini. Banyak skali yah,” ujar salah satu nelayan dalam video tersebut, sembari memperlihatkan bagian dalam tubuh ikan yang telah berubah warna menjadi kehitaman. Rekaman itu pun cepat viral dan menimbulkan kehebohan di kalangan warga pesisir Teluk Weda.
Temuan tersebut, semakin memperkuat dugaan warga bahwa, perairan Teluk Weda telah tercemar akibat aktivitas industri nikel yang masif di kawasan tersebut. Diketahui, sejak tujuh tahun terakhir, wilayah Weda menjadi pusat industri hilirisasi nikel melalui keberadaan kawasan industri PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
Penelitian Temukan Logam Berat di Ikan dan Darah Warga
Sebelumnya, penelitian gabungan yang dilakukan Nexus3 Foundation bersama Universitas Tadulako juga mengungkap adanya kandungan logam berat berbahaya seperti merkuri dan arsenik pada sampel ikan di sekitar Teluk Weda.
Bahkan, hasil uji terhadap sampel darah warga menunjukkan 47 persen di antaranya mengandung logam berat, dengan sekitar 32 persen memiliki kadar merkuri, sementara sebagian lainnya mengandung arsenik melebihi ambang batas aman.
Peneliti Nexus3 Foundation, Annisa Maharani, dalam konferensi pers di Jakarta pada 26 Mei 2025 menjelaskan bahwa kualitas air di wilayah Ake Jira telah melampaui ambang batas standar air sungai kelas 1 — artinya, air tersebut sudah tidak layak digunakan untuk kebutuhan konsumsi atau air bersih.
“Perbandingan dengan data dasar tahun 2008 menunjukkan adanya penurunan kualitas air yang signifikan. Kondisi ini memperkuat keluhan masyarakat terkait menurunnya fungsi sungai sebagai sumber air minum,” ujar Annisa, dikutip dari Kompas.com.
Annisa menambahkan, meskipun kadar logam berat di sedimen sungai masih serupa dengan data dasar tahun 2007, hasil itu justru mengindikasikan bahwa logam berat tidak lagi menetap di dasar sungai, melainkan terbawa arus menuju muara dan akhirnya mengendap di laut — tempat berbagai jenis ikan, termasuk kerapu merah, hidup dan berkembang biak.
Respons PT IWIP: Pemantauan Lingkungan Masih Sesuai Baku Mutu
Menanggapi laporan tersebut, pihak PT. IWIP melalui Corporate Communication Manager-nya, Jordan Xu, menegaskan bahwa perusahaan secara rutin melakukan pemantauan lingkungan bersama laboratorium terakreditasi dan terdaftar di Kementerian Lingkungan Hidup.
“Hasil pemantauan menunjukkan bahwa parameter lingkungan masih berada dalam ambang batas baku mutu yang ditetapkan pemerintah,” kata Jordan.
Meski demikian, Jordan mengaku memahami kekhawatiran masyarakat dan temuan para peneliti terkait potensi pencemaran di Teluk Weda. Ia menegaskan bahwa IWIP berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja lingkungan melalui kajian menyeluruh dan pendekatan kolaboratif dengan berbagai pihak.
“IWIP terbuka terhadap dialog dan kerja sama dalam memperkuat sistem pemantauan lingkungan yang transparan dan akuntabel,” ujarnya.
Jordan menambahkan, seluruh aktivitas di kawasan industri IWIP dijalankan berdasarkan izin resmi serta diawasi melalui sistem pemantauan terintegrasi yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan di Indonesia.
Desakan Warga: Pemerintah Harus Turun Tangan
Sementara itu, warga Sagea dan sekitarnya kini berharap pemerintah pusat dan daerah segera turun tangan melakukan investigasi menyeluruh atas dugaan pencemaran tersebut. Mereka khawatir pencemaran logam berat tidak hanya mengancam ekosistem laut, tetapi juga keselamatan dan kesehatan masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan di Teluk Weda.
Temuan ikan kerapu dengan zat kehitaman di tubuhnya, kini menjadi simbol kekhawatiran masyarakat pesisir Teluk Weda terhadap masa depan laut mereka, laut yang dulu menjadi sumber kehidupan, kini terancam oleh bayang-bayang industri nikel yang semakin meluas. (Tim)

















