TERNATE, maluttv.com- Rencana Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda membangun jalur baru trans Kie Raha yang menghubungkan Sofifi – Ekor – Kobe rupanya tidak berjalan mulus.
Sejauh ini, Pemerintah Halmahera Tengah mengaku masih mempertimbangkan proyek spektakuler tersebut. Sedangkan DPRD Halteng melalui Wakil Ketua Munadi Kilkoda mengatakan pembangunan jalan itu pernah diusulkan di APBD 2026 namun tertolak karena tidak tercantum dalam RPJMD maupun RKPD.
Di tengah polemik tak berujung tersebut, muncul pemikiran baru yang konstruktif dan cukup menarik dari seorang tokoh pemuda yang juga praktisi hukum Maluku Utara, Arnold Musa, SH.,MH.
Menurut pengacara kondang Maluku Utara asal Jailolo ini, Maluku Utara merupakan daerah kepulauan potensial. Sehingga butuh sentuhan dan pemikiran komprehenship dari seorang pemimpin.
Selain merencanakan membuka jalur baru trans Kie Raha, Arnold juga meminta kepada Gubernur Sherly Tjoanda untuk membangun jalan bypass Sofifi menuju Bandar Udara (Bandara) Kuabang Kao, Kabupaten Halmahera Utara.
“Ibu Gubernur wajib juga memikirkan daerah lain. Seperti pembangunan jalan bypass Sofifi ke Bandara Kuabang Kao. Membangun konektivitas Malut harus terintegrasi,” ujar Ketua DPC Peradi Halmahera Utara.
Bandara Kuabang Kao, kata Arnold perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah provinsi Maluku Utara. Statusnya harus ditingkatkan menjadi bandara Internasional. Bagi Arnold, selain letaknya strategis, Bandara Kuabang Kao memiliki peran penting untuk meningkatkan aktivitas perekonomian Maluku Utara.
Pembangunan jalan bypass dari Ibukota Sofifi ke Bandara Kuabang Kao adalah solusi kongkrit pemerintah untuk menghubungkan kawasan strategis, mempercepat perjalanan sekaligus menciptakan aksesibilitas yang baik sehingga konektivitas daerah terintegrasi. (dir/mtv)

















