TERNATE, maluttv.com – Dari balik pagar yang dipenuhi tanaman bunga yang menjulang tinggi, tepatnya di bilangan jalan raya Kelurahan Takoma, Kecamatan Ternate Tengah nampak sebuah rumah putih kombinasi hitam.
Sepintas, bangunan rumah berlantai dua itu terlihat sepih bak tak berpenghuni. Namun, siapa menyangka, di balik keheningan suasana rumah, ternyata penghuninya bukanlah orang biasa, melainkan tokoh besar Maluku Utara dan melegenda di eranya. Dia adalah Drs. H. Thaib Armayn. Meski sudah ber-usia 82 tahun, mantan gubernur Maluku Utara dua periode ini terlihat awet dan berwibawah.
Bak gayung bersambut. Di tengah keteduhan, dari arah pintu depan muncul seorang birokrat muda Kota Ternate seraya memberi salam. Adalah Rizal Marsaoly. Dengan penampilan sederhana sembari melempar senyum khasnya, Rizal kemudian menyalami sesepuh Maluku Utara yang sedang duduk di ruang keluarga.
Kehadiran birokrat muda bertangan dingin itu, disambut baik oleh Thaib Armayn. Suasana sore hari itupun menjadi istimewa. Pasalnya, pertemuan dua generasi birokrat tersebut bukanlah silaturahmi biasa, melainkan sowan seorang anak kepada orang tua yang penuh takzim dan sarat makna.
Rizal, birokrat muda yang menduduki jabatan Sekretaris Daerah Kota Ternate, hadir dengan hati lapang dan langkah penuh hormat. Sedangkan TA, tokoh besar kelahiran 1957, yang pernah menapaki jalan panjang birokrat dan pernah menjabat Walikota Administratif Kota Ternate hingga puncaknya sebagai orang nomor satu Maluku Utara dua periode menyambut dengan senyuman hangat seorang bapak yang menanti anaknya pulang.

Pertemuan ini terasa lebih dari sekadar tatap muka. Ia adalah jembatan antar generasi, antara masa lalu yang kaya pengalaman dengan masa kini yang tengah membangun dan penuh realitas. Rizal kebanyakan diam, mendengar dengan penuh khidmat setiap kata dan kalimat yang disuguhkan oleh Sang Legenda. Rizal sadar, ucapan yang keluar dari mulut sesepuh bukanlah nyanyian kosong, melainkan mutiara yang berharga.
Selain mengkisahkan perjalanan hidupnya sebagai seorang birokrat, mantan Sekda Maluku Utara ini juga memberi wejangan manis dan tiga konsep penting kepada Rizal untuk membangun Kota Ternate. Tiga konsep yang wajib dimiliki oleh pemimpin bagi TA, yaitu Utilitas, Fasilitas dan Sarana Prasarana.
“Saya melihat ngana punya potensi, apalagi memiliki latarbelakang sebagai Kepala Bappeda. Artinya tau tentang perencanaan pembangunan. Hanya saja, hanya satu yang saya mau pesan jika mau menjadi pemimpin, yaitu perbaikilah niat. Niatkanlah jabatan itu untuk kesejahteraan rakyat, jangan yang lain,” ujar mantan Gubernur Malut dua periode yang dikenal ringan tangan.
Petuah ini seakan mengalir deras, menembus ruang hati seorang birokrat muda nan bersahaja. Layaknya seorang anak, Rizal selalu menerima dan menelan baik setiap wejangan yang dikemukakan Haji Thaib. Sekali-kali Rizal mengangguk, wajahnya tenang dan mata memancarkan rasa hormat dan kekaguman yang mendalam. Dalam percakapan itu, Rizal rampak rendah hati dan menerima setiap nasihat yang dilontarkan oleh Thaib Armayn.
Segudang nasihat dan pesan moral terus disampaikan tokoh besar Maluku Utara ini kepada RM76. Sore itu, kota Ternate diguyur hujan. Seakan alam menyambut dan merestui pertemuan ke dua tokoh lintas generasi itu. Mereka saling bertransformasi pengalaman dan ilmu pemerintahan. “Pemimpin itu mulia asalkan amanah. Harus tampil sebagai solutif dan melayani. Sebagai pemimpin harus banyak menemui masyarakatnya. Dan cepat menyelesaikan masalah walaupun sekecil apapun. Kota Ternate banyak yang harus dibenahi demi kesejahteraan rakyat,” tambah Thaib.
Rizal merespon baik setiap ucapan Thaib. Ia seperti menimba air dari sumur tua yang dalam, airnya jernih, menyejukkan sekaligus menghilangkan dahaga.
Pertemuan sore itu berjalan singkat. Tak terasa waktulah yang membatasinya. Sebagai generasi muda, Rizal mendengar nasihat dan petuah TA secara seksama. Rizal sangat menghormati sosok sang legenda, tokoh rekonsiliasi Maluku Utara. Seperti biasanya, ketika berpamitan, orang ketiga di pemerintahan kota Ternate ini mencium tangan Haji Thaib Armayn. Meski berada di posisi terhormat, Rizal selalu merendah hati, apa terlebih kepada orang tua.
Pertemuan antara Rizal Marsaoly dan Thaib Armayn ini menjadi pengingat, bahwa dalam perjalanan panjang membangun daerah, nilai dan kearifan tak pernah lekang oleh peradaban. Dari seorang Thaib yang telah melintasi masa ke masa, hingga Rizal yang kini tengah berada di jalur pengabdian, tersirat benang merah yang menyatukan semangat untuk mengabdi dengan hati. Bersinergi itu adalah energi. (lud/mtv)

















