Berita  

Nama Siswa Lulus Dan Hilang Dari Daftar Resmi, SPMB SMA Negeri 1 Kota Ternate Tuai Polemik

Foto : Gedung SMA Negeri 1 Kota Ternate

TERNATE, maluttv.com Proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/ 2026 di SMA Negeri 1 Kota Ternate menuai kontroversi. Sejumlah orang tua calon peserta didik mengaku kecewa dan mempertanyakan transparansi serta integritas sistem seleksi yang digunakan.

Hasil investigasi maluttv.com, menemukan adanya indikasi ketidaksesuaian data antara hasil yang tertera di sistem dan pengumuman resmi di sekolah. Sejumlah calon siswa yang sebelumnya dinyatakan lulus dalam sistem daring, mendadak namanya tidak ditemukan dalam daftar resmi yang dikeluarkan pihak sekolah.

Salah satu orang tua wali, Ibu Eka, kepada media ini mengaku bahwa anaknya telah terverifikasi lulus melalui sistem, namun saat mendatangi sekolah untuk keperluan administrasi, pihak sekolah justru terkesan mempersulit proses.

“Saya dampingi anak saya ke sekolah karena statusnya di sistem lulus, tapi malah dipersulit. Rasanya seperti sengaja dihambat,” ungkapnya geram pada Rabu (2/ 7/ 2025).

Lebih mengejutkan lagi, dalam penelusuran maluttv.com, ditemukan beberapa keterangan status aneh dalam akun calon siswa, seperti “Ditolak”, “Terverifikasi”, hingga istilah ganjil “Tidak Sexsual”, yang tidak lazim dalam sistem seleksi pendidikan.

Sumber internal yang enggan disebut namanya menduga, ada intervensi atau manipulasi data yang dilakukan oleh pihak sekolah. Ia menyebutkan bahwa nama anaknya yang sebelumnya terdata sebagai peserta lulus jalur zonasi, secara tiba-tiba hilang dari daftar final.

“Kalau tidak kami cek langsung ke sekolah, nama anak saya bisa hilang begitu saja. Kami ikut jalur zonasi karena rumah sangat dekat dari sekolah. Tapi nama anak saya diganti dengan nama orang lain,” katanya kesal.

Ia juga menambahkan bahwa kejadian serupa tidak hanya dialami oleh satu atau dua orang, melainkan lebih dari empat hingga enam calon siswa lainnya yang menghadapi masalah yang sama.

Hal senada juga diungkapkan oleh seorang ibu bernama Kartini, yang mengaku dibuat bingung dengan proses seleksi. Ia mendaftarkan anaknya melalui jalur zonasi di dua sekolah, yakni SMA 8 dan SMA 1, namun tidak dinyatakan lulus di keduanya.

“Saya disuruh tanya ke Dinas Pendidikan. Sekolah bilang itu bukan kewenangan mereka. Kata Pak Joko Rasmono di SMA 1, silakan tanya langsung ke Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Malut, karena sistem tersebut merupakan tanggung jawab mereka,” tuturnya.

Kartini juga mempertanyakan indikasi ketidakadilan dalam seleksi, karena ditemukan beberapa siswa dengan nilai akademik lebih rendah justru diluluskan, sedangkan siswa dengan nilai lebih tinggi tidak.

“Ada yang rumahnya jauh dan nilainya kecil, tapi lulus. Sementara yang dekat sekolah dan nilainya tinggi justru tidak lolos. Ini janggal sekali,” tambahnya.

Diduga Ada Manipulasi?

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak SMA Negeri 1 Kota Ternate belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan kecurangan tersebut, dengan alasan sedang rapat.

Kasus tersebut menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses penerimaan peserta didik baru. Ketika sistem yang seharusnya objektif justru menjadi sumber polemik, maka kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan ikut dipertaruhkan. (vit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *