HALTENG, maluttv.com- Penting diketahui oleh masyarakat wabil khusus para pemilih. Pemilihan Kepala Daerah jangan dimaknai hura-hura atau eforia belaka. Di sana ada nilai ekonomi, sosial dan kemasyarakatan. Pilkada adalah gerbang menentukan nasib masa depan anak cucu, kesejahteraan masyarakat dan kemajuan pembangunan daerah. Dan kesemuanya itu terletak di tangan seorang pemimpin. Maka, pilihlah pemimpin yang pintar merasa, bukan merasa pintar.
Demikian edukasi politik yang diutarakan Edi Langkara. Pemimpin berdasarkan perspektif Calon Bupati nomor urut 2 bukan perebutan tahta dan kekuasaan. Melainkan sarana pengabdian dan nilai bakti tulus untuk rakyat. “Pemimpin harus pintar merasa, bukan merasa pintar. Pemimpin harus berlaku adil. Jika pemimpin di hatinya tergores perbedaan dan dendam politik, maka batalah kepemimpinannya secara syariat dan hakikat,” ungkap Elang ketika orasi politik di Bobane Jaya, Patani Barat.
Elang juga menyampaikan kesuksesan dirinya bersama Abdurahim Odeyani saat menjabat Bupati dan Wakil Bupati di periode perdana tahun 2017-2022 lalu. Sejumlah pembangunan dasar yang berhasil direalisasikan Elang-Rahim meski dibatasi APBD dan refocusing akibat covid 19 diantaranya, Jalan aspal, tower telekomunikasi, air bersih, listrik desa, 1625 unit rumah layak huni, pasar rakyat modern, Plaza Weda, Stadiun Olahraga standar Internasional, bantuan peralatan nelayan, petani dan memfasilitasi bunga nol persen bagi pelaku UMKM.
Selain program di atas, kebijakan yang paling spektakuler di era kepemimpinan Elang-Rahim yaitu rekruitmen tenaga honorer atau Pegawai Tidak Tetap (PTT). Meski dibatasi anggaran daerah, Om Haji Elang dan Abang Imo berani mengakomodir sekitar 1400 orang generasi Fagogoru dari berbagai tingkatan pendidikan. Fantastisnya lagi, gaji PTT Halteng di masa Elang-Rahim tertinggi dari daerah lain di Maluku Utara.
Lantas apa motivasi Elang-Rahim merekrut ribuan PTT tersebut? Menurut Elang, alasan utama Dia dan Abang Imo mengakomodir tenaga honorer dan mendistribusikannya di jajaran pemerintahan Halteng adalah lebih kepada derajat sosial.
“Sebagai putra Fagogoru yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap eksistensi generasi, serta demi mengangkat derajat anak-anak Fagogoru maka Saya dan Pak. Imo berani merekrut 1400 orang meski dana APBD saat itu kecil dibandingkan dengan sekarang yang sudah menyentuh di angka 2 triliun. Tidak ada yang tidak bisa jika kita sebagai pemimpin memiliki niat baik untuk generasi. Dan yang hanya bisa melakukan hal ini adalah katorang, bukan orang lain,” tegas politisi senior Maluku Utara asal Patani sembari meminta kepada masyarakat pilih nomor 2 di 27 November nanti agar pembangunan Halteng bisa dilanjutkan di bawah falsafa Fagogoru.(lud/mtv)

















