HALSEL, maluttv.com- Peningkatan ekonomi masyarakat lokal, khususnya kelompok perempuan, menjadi salah satu fokus dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang dijalankan oleh PT Trimegah Bangun Persada atau Harita Nickel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Berbagai inisiatif telah dilakukan oleh perusahaan untuk memberdayakan perempuan lokal melalui pendampingan kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Terbaru, perusahaan tambang dan teknologi pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan ini, meluncurkan kelompok dampingan yang diberi nama Propala (Produk Unggulan Olahan Rempah Maluku Utara).
Head of External Relations Harita Nickel, Latif Supriadi, mengatakan bahwa perusahaan senantiasa membukakan peluang bagi masyarakat untuk kegiatan pengembangan dan peningkatan ekonomi.
“Tiga bulan lalu kami luncurkan Kafe Prosa. Dimana, kelompok ibu-ibu di Desa Kawasi bisa membuka usaha kuliner di dalam area perusahaan, dan tiga hari terakhir ini kami latih kelompok yang baru lagi untuk mengolah produk olahan dari buah pala,” ungkapnya.
Latif menerangkan, Kafe Prosa (Project Rasa) yang diluncurkan 3 bulan lalu di salah satu unit usaha Harita Nickel, yaitu PT Halmahera Jaya Feronikel, menjual aneka olahan makanan dan minuman untuk para karyawan.
“Propala, kelompok yang baru diluncurkan minggu ini, melibatkan sedikitnya 30 ibu-ibu yang saat ini sudah menempati permukiman baru agar mereka bisa membantu ekonomi keluarga. Dari buah pala yang merupakan komoditas unggulan Maluku Utara ini, diolah menjadi berbagai jenis olahan makanan dan minuman,” terangnya.
Perusahaan sebelumnya telah berhasil membidani pendirian Hopmart dan Nyala Kafe yang melibatkan 31 anggota dari kelompok Obi Snack. Dari produk
olahan makanan ringan dengan omset mencapai Rp. 15 juta.
Sani Melilan Tuta, salah satu anggota yang ikut mengelolah Kafe Prosa mengatakan kehadiran Harita Nickel telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Perusahaan, lanjut dia, tidak hanya memberikan pelatihan, akan tetapi juga pendampingan pengelolaan usaha hingga pemasarannya.
“Kami sangat bersyukur, tiga bulan berjalan, omzet perbulannya antara Rp. 90 juta sampai Rp. 105 juta. Ini sangat membantu perekonomian keluarga kami,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu anggota kelompok Propala, Fauzia, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan pengolahan produk turunan buah
pala yang diadakan oleh Harita Nickel. Dia mengatakan, buah pala yang sebelumnya hanya diambil bijihnya, ternyata bisa diolah menjadi aneka minuman sirup dan air guraka, dan juga dodol dan manisan.
“Daerah kami memang kaya akan rempah-rempah, tapi sebelum adanya perusahaan, akses susah, mau jual juga susah. Tapi sekarang ekonomi lebih baik, orang datang dari mana-mana, kita jualan juga mudah,” tutur Fauzia.(*)

















