TERNATE, maluttv.com- Provinsi Maluku Utara (Malut) masuk lima besar lokasi realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) semester I dengan nilai investasi sebesar US$ 2,8 miliar.
Dimana, Provinsi Maluku Utara berada diurutan keempat, di atas Provinsi Banten sebesar US$ 2,4 miliar. Sedangkan diurutan satu ditempati oleh Provinsi Jawa Barat dengan nilai investasi sebesar US$ 5,3 miliar.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dalam konferensi persnya, Realisasi Investasi Triwulan II 2024 di Ruang Command Center, Gedung Barli Halim, Kementerian Investasi, Jakarta Selatan, pada Kamis (08/ 8/ 2024).
Menanggapi hal tersebut, Akademisi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Dr Muammil Sunan mengatakan, nilai investasi Propinsi Malut tersebut merupakan angka yang cukup fantastis sebesar US$ 2,8 miliar.
Dengan demikian, dirinya berharap bisa memberi kontribusi yang proporsional terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Malut.
Selain APBD, kontribusi juga bisa berlaku pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, penyerapan tenaga kerja lokal dan program-program pemberdayaan masyarakat lokal.
“Hadirnya investasi asing dalam sektor pertambangan di Malut tentunya dapat memberikan sumbangsih terhadap Pemprov Malut dan masyarakat,” kata Muamil.
Lanjutnya, sektor pertambangan yang tidak diotonomikan membuat kewenangan terbatas bagi Pemprov Malut. Karena, baik pemerintah pusat maupun pihak perusahan kurang merespon, sehingga sering menimbulkan dampak negatif bagi daerah.
“Harusnya ada kebijakan atau program Mitigasi dari perusahaan terhadap kerusakan lingkungan melalui kontribusi ke dalam APBD dan kerjasama yang baik dengan masyarakat terhadap masalah lingkungan”, pungkasnya (*)

















